"Aku ingin berubah. Aku ingin hijrah. Aku sudah mencobanya. Aku sudah berusaha meninggalkan maksiat, aku bertaubat tapi selalu dan selalu aku kembali pada dosa. Dosa lalu taubat. Dosa lagi, taubat lagi. Aku malu, sampai kapan aku seperti ini?"
.
.
Tidak hanya kau, ukhtiku sayang, akupun juga begitu. Kadang akupun bertanya pada diri apakah aku benar-benar sudah bertaubat? Mengulangi dosa yang sama. Begitu menikmatinya kemudian tersadar dan menyesal. Merasa begitu bersalah dan risau lalu kembali memohon ampun pada Allah dengan tangis yang mendalam.
Begitu tidak tegasnya diri ini. Hingga begitu mudahnya terhanyut pada hawa nafsu sendiri padahal kita begitu bertekad mau meninggalkan dosa itu. Berjanji pada Allah tapi saat kita akur dengan hawa nafsu kita biarkan dia yang menguasai diri ini. Hingga saat kita jatuh, mengalami masalah, kita kembali datang pada Allah dengan menangis dan mengadu pada-Nya. Setelah itu kita merasa tenang karena kita tersadar Allah bersama kita. Tapi kenapa kita masih mudah pergi dalam kenyamanan itu?
Ukhtiku sayang, niat berubah itu gampang, niat ingin hijrah itu mudah, tapi istiqamah itu yang susah. Kau harus berlari menjauh dari dosa-dosa yang ingin terus mengikutimu. Tangisanmu akan dosa-dosamu menandakan kau masih punya iman. Jangan bosan bersihkan diri dan hatimu dengan istighfar dan air mata taubatmu.
Ukhtiku sayang, kutau kau begitu ingin berubah. Jangan takut, jangan berputus asa dari Rahmat-Nya. Ketahuilah Allah tak pernah sekalipun jauh, melainkan kita yang ingin menjauh dari-Nya. Mari kita sama-sama mendekat pada Allah.
.
.
"Jika syaitan tak pernah berputus asa untuk memasukkan kita ke neraka. Mengapa kita perlu berputus asa dalam membawa diri ke Syurga-Nya?"
-al-Habib Ali al-Jufri-
.
.
"Jika syaitan tak pernah berputus asa untuk memasukkan kita ke neraka. Mengapa kita perlu berputus asa dalam membawa diri ke Syurga-Nya?"
-al-Habib Ali al-Jufri-
0 komentar:
Posting Komentar