Kamis, 26 Januari 2017

BIAR BADAI YANG MENDEWASAKANMU

BIAR BADAI YANG MENDEWASAKANMU

Lewati dulu badai, maka kau akan melihat pelangi.

Kiranya itu yang banyak terdengar dari semilir angin hidup ini. Bak panas yang dipadukan dengan dingin, sungguh menghangatkan. Maka air hujan yang dipadukan dengan cahaya mentari, akan membias menjadi pelangi. Beberapa diantara kita bertanya, "mana ada matahari di tengah badai menyeramkan seperti ini?!" kan ku jawab "percayalah, selalu ada matahari selagi hari belum berakhir."

Ya, orang itu pernah ada dalam badai itu. Rintik-rintik air yang berjatuhan begitu tajam menghujami tanah begitu kasar, angin kencang begitu seram menderu marah, petir dan gemuruh begitu mengerikan saling bersahutan.

Dia menunduk, lututnya bergemerutuk, bibirnya digigit olehnya sendiri, tubuhnya terguncang, terhempas ke tanah. Menangis dan menjerit ketakutan. Hatinya menjerit. Berharap untuk mendapatkan ketenangan dengan menatap wajah teduh Tuhan. Dipeluk erat-Nya dan dibisiki kalimat cinta-Nya. Menambah kekuatan baru untuk kembali menghadang badai nan ganas itu.
Ternyata Tuhan menjawabnya: "Ke mana pun kamu menghadap, di sanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Maha Luas, Maha Mengetahui." (Al-Baqarah : 115).

Gadis itu tersenyum. Kekuatan baru itu muncul. Belum rasanya ia menatap wajah Tuhan dan memeluk-Nya. Hanya sebaris untaian kata yang begitu indah, telah cukup menenagkan jiwanya.
Gadis itu termenung. Mungkinkah Dia merindukanku? Mungkinkah ini cara-Nya agar aku dapat kembali terisak dalam sujudku?

“Aku (Allah) sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku.” (Muttafaqun ‘alaih).

Gadis itu tersenyum lagi. Matanya berkaca-kaca. Hatinya semakin lega. Begitu dia tahu, dirinya begitu dirindukan. Bukan. Bukan oleh manusia lainnya. Tapi oleh Tuhannya. Insya Allah.

Sudahlah, keajaiban selalu datang satu per satu. Pelangi selalu datang tepat waktu. Badai pasti pergi seiring masa berlalu. Tak akan ada hal yang mampu menjatuhkanmu. Kalimat cinta Tuhan selalu memberi kekuatan baru. Tuk terus menerjang badai ganas yang terus menderu.

Memang baiknya, kita selalu melihat pelangi di balik badai dan bersiap-siap melihat badai dibalik pelangi.

0 komentar:

Posting Komentar